Dunia ini terlalu luas untuk hanya diam, lalu menikmati sebuah rutinitas. Jelajahi dunia, karena untuk itulah Tuhan menciptakannya.
Minggu, 27 Januari 2013
Pantai Air Manis
Siapa pula yang tak tahu legenda Malin Kundang? Kisah tentang anak durhaka yang dikutuk ibunya lantaran tidak mengakui sang ibu dan menendangnya karena ia sudah sukses serta menikahi seorang putri raja. Bukti dari cerita rakyat ini terdapat di pantai air manis. Batu berbentuk seorang anak laki-laki yang bersimpuh seakan-akan ingin memohon ampun pada ibunya juga batu berbentuk perahu karam yang terdapat di pinggiran laut di pantai ini. Pantai yang dalam bahasa sekitar yakni Pantai Aei manih atau pantai air manis
Tarif yang dikenakan adalah lima ribu rupiah per kepala. Pantai ini sangat indah. Ombaknya lumayan kencang jadi sangat asyik bila main air di pantai ini (hehehhe). Anginnya pun tak begitu kencang. Sebuah perjuangan bagi saya untuk menempuh pantai ini. Karena jalan menuju pantai air manis sangat curam dan menanjak. Jalanan pun berkelok-kelok. Paling tidak bila anda ingin belok, pastikan bunyikan klakson setiap belokan. Untuk menghindari tabrakan juga. Karena jalan tidak begitu besar dan mobil bersisian harus waspada. Di pantai ini juga ada beberapa warung yang menjual aneka pernak-pernik khas pantai seperti aksesoris dari kerang, kaos pantai air manis, sandal, dan sebagainya. Makanan yang ditawarkan tidak begitu banyak dan variatif, jadi sebaiknya bila anda benar-benar niat untuk piknik ke pantai ini, bawalah makanan sendiri. Banyak balebale yang langsung menghadap ke arah laut. Biasanya di tiap bale-bale itu terdapat tikar yang masih tergulung. Jika anda memakai tikar itu, maka jangan heran bila ada orang yang meminta bayaran. Itu tikar sewaan. Padahal tak ada tulisan atau keterangannya. di pantai ini juga ada jembatan kecil yang menghubungkan antara daratan tempt parkir dan bale-bale ke daratan dekat laut. Bila ada seseorang yang meminta bayaran setelah anda lewat (terkadang di tengah jembatan pun), maka jangan percaya dan memberikan mereka bayaran. Jembatan ini sudah ada sejak lama. Bahkan, ada papan kecil yang berfungsi selayaknya jembatan pun, ada juga anak-anak yang memaksa saya untuk membayar. Ada-ada saja tingkah manusia untuk mencari uang. Yang sangat disayangkan, beberapa sampah plastik masih bertebaran di pesisir pantai. :(
source: www.travel.detik.com, chalouiss.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar